Be a Motivator of Yourself
“Jadilah
orang yang bisa memotivasi diri “
Leonardo Da Vinci membagi “there are three classes
of people”
“Those who see, Those Who See When They are Shown, &
Those Who do Not See”
Manusia itu ada tiga, yang pertama orang yang mau
melihat orang yang paha, kedua orang yang mau melihat kalau ditunjukkan. ketiga
orang yang enggak mau melihat tidak mau memahami .
Yang pertama "Orang cerdas,orang pintar, orang aktif". Dia
mandiri,. dia maju karena dirinya sendiri dan tutup dorongan nggak butuh
motivator karena kalau untuk maju Kamu mungkin kamu gak maju maju, karena kamu
nunggu didorong. Motivator itu kan pendorong. Jadi jadilah orang yang bisa
memotivasi dari dirimu sendiri.
Yang butuh motivator tadi nomor 2 “Those Who See
When They are Shown” dia mau memahami
Kalau dia mau melihat kalau ditunjukkan nggak mau nyari sendiri.
belajar filsafat Kok baca buku males, bikin
tulisan males,. maunya diceramahi terus di ngaji filsafat. Itu namanya “Those Who See When They are Shown” minta
dituntun terus,. jadi ya level mu dibawah
yang pertama tadi Kalau yang pertama mengejar datanya sendiri ingin tahu
sampai tahu. Yang kedua menunggu ditunjukkan baru mau bergerak. Kalau
yang ketiga ini yang berat yang tidak mau tahu.
Tiga klasifikasi dari Davinci, ini mungkin
Leonardo Da Vinci perlu membaca Imam Ghazali lebih kompleks kategorinya,
ada orang yang tidak tahu tapi merasa tahu
ada orang yang tahu tapi merasa tidak tahu
ada orang yang tidak tahu dan dia tidak tahu kalau dia
tidak tahu.
hari ini kan banyak orang yang tidak tahu tapi
dia tidak tahu kalau dia tidak tahu. akhirnya dia gayanya seperti orang tahu,
padahal dia tidak tahu apa apa.
Orang kaya ini agak susah, kalau menurut imam Al-Ghazali
orang seperti ini yang menyesatkan, ada yang kayak orang tidur, orang ini tahu
tapi dia merasa tidak tahu ..bangunkan kata
Imam Al-Ghazali,. katanya orang ini kayak orang kalau kamu tahu dan merasa tahu
Alhamdulillah,
kamu tidak tahu dan merasa tidak tahu itu bagus,. karena
kamu tidak akan menyesatkan orang dan mungkin kamu selanjutnya belajar biar
tahu
atau kalau ketiga
tadi kamu tahu tapi tidak tahu kalau kamu sudah tahu mungkin karena kamu kurang
intropeksi. Jadi, sebenarnya kamu sudah ngerti, tapi kamu kayak orang tidur perlu
dibangungkan.
yang
bahaya itu yang terakhir” orang yang tidak tahu bahwa dia tidak tahu” itu repot
kemana-mana ngasih tahu orang nasehati membimbing padahal dia sendiri nggak
tahu itu pun yang dibimbing kok ya nurut saja.
orang semacam ini perlu hati-hati kita hadapi.
Oke
jadi yang
Pertama
cerdas “Those Who See”
kedua
“Those Who See When They are Shown” mungkin orang yang agak males.yang
ketiga “Those Who do Not See” orang yang tidak paham dan tidak mau tahu.
“Average Human Looks Without Seeing Listen
Without Hearing”
“Touch
Without Feeling Eats Without Tasting”
“Move
Without Physical Awareness Inhales Without Awareness of Odour of Fragrance”
“And
Talks Without Thinking”
kalian
masih punya ciri ini berarti kalian orang biasa orang awam manusia rata-rata “average
human “
jadi
“Looks Without Seeing”
“Seeing”
itu melihat dengan perhatian maka “See” itu kadang diartikan paham
kalau
“Looks” itu hanya lihat
mungkin
ngaji ini kamu bolak-balik ada yang sering ketemu tapi ndak “See” hanya “Looks”
aku tahu dia dia sering ikut ngaji. Pernah lihat itu hanya Looks belum “See” Jadi
orang biasa itu hanya “Looks” biasanya hanya lihat tapi dia nggak paham hanya
tahu.
maka untuk menghindari agar penglihatan tidak
sia-sia perlu “See” melihat dengan serius dan paham.
Antara
“Listen” mendengarkan dan “Hearing” ini sama sama mendengarkan “Listen &
Hearing”. Jika “Hearing” itu adalah mendengarkan dengan serius dan paham.
makanya ada istilah “Public Hearing” bukan “Public Listening”
Kalua
Hearing adalah mendengarkan dengan “Attentitive” (dengan perhatian serius)
misalnya saya ngomong ini kalau kamu hanya “listening” yang paling kamu
setengah-setengah ngantuk “itu mas Marco ngomong apa di depan?”
Itu
hanya Listening akan tetapi kalua Hearing itu kamu bisa memahami. Kira kira
yang diinginkan atau dimaksud mas Marco apa ya? Nah berarti sudah Hearing
kok
kamu mendengarkan ceramah ngaji terus segera ngantuk? itu berarti kamu Listening,
belum Hearing.
Kalau
Hearing mungkin kamu tidak akan mau mendengarkan ceramah ngaji sebelum tidur,
karena nggak jadi tidur .. nggak papa sini mau kamu listening Kamu mau Hearing ya
monggo. Seandainya hanya untuk Sebelum tidur terus kamu ketiduran kan
alhamdulillah.
Berarti
ceramah ngaji ini punya dapat menjadi obat Insomnia, membuatmu terlena dan
tidur senyap atau bahkan sampai ngorok.
“Move Without Physical Awareness” bergerak tanpa kesadaran.
kalau kita orang biasa katanya Leonardo Da Vinci
kalau gerak itu nggak pakai mikir geraknya banyak isengnya daripada seriusnya.
kamu
perhatikan sehari-hari, setiap hari itu kira-kira mana yang iseng mana yang
serius banyak yang otomatis saja. kadang-kadang bangun tidur tangan memegang
dapat HP, terus buka HP padahal kamu nggak pernah mikirin bangun tidur aku
butuh HP apa ndak ya
Otomatis
saja .. tanpa kesadaran.
Apalagi
yang iseng-iseng itu kalau nggak iseng gatel. Ngisengin temennya setiap hari. Kalua
gak isengin gak pas gak enak. Ini dinamakan tidak sadar tanpa “Physicall
Awareness”
Apa
untungnya iseng? Apa manfaatnya? Apa gunanya? Habis ini akum au ngapain?
……..
Kalo
aku begitu terus apa manfaatnya ?
Ini
yang membuat dari 100% hidup kita mungkin tidak ada 60% aktivitas kita yang
asli bermanfaat.
Kenapa karena kita bergerak “Without Physical
Awareness” akhirnya tenaga kita sia-sia. Energi yang kita keluarkan tidak memberikan
banyak hasil.
“Inhales Without Awareness of Fragrance”
ambil
nafas menghirup tapi tidak peduli bau(mulut), gunanya apa?
yang
terakhir ngomong tanpa mikir
kalau
ini enggak perlu saya jelaskan. bukan apa-apa ..
Melainkan,
karena kalian sudah pengalaman pastinya.
Tiap
hari kan ngomong tanpa mikir. Kalua mikir dulu saya nggak jadi ngomong. Mending
Karena mikir kamu tidak jadi ngomong dari pada kamu terlalu banyak ngomong lupa
mikir.
Komentar
Posting Komentar